Showing posts with label Travel. Show all posts
Showing posts with label Travel. Show all posts

Tuesday, November 1, 2011

Berkunjung ke Ho Chi Minh City, Vietnam

Senang rasanya dapat kesempatan untuk mengunjungi negara tetangga lagi. Kali ini saya mengunjungi kota Ho Chi Minh City, Vietnam. Kesan pertama ketika saya tiba disini adalah, kota ini bisa dibilang 'sama' dengan Jakarta. Mulai dari bentuk bangunan, orang-orangnya, jalanan, dan juga sepeda motor yang lalu lalang dijalan, cuma disini sepeda motornya lebih banyak. Yang membedakan hanya dari bahasa yang digunakan.


Yang membuat saya senang adalah, nilai mata uang disini jauh lebih rendah dibanding Rupiah ($1 = 20.935 Dong[VD], sedangkan $1 = Rp. 9.000,-) jadi harga-harga disini juga pasti jauh lebih murah dibanding Indonesia.

Selama disini saya menginap di Hotel Windsor Plaza, sebuah hotel bintang lima namun harganya jauh lebih murah dibanding hotel bintang lima lainnya. Tapi jangan salah, pelayanan dan fasilitasnya sudah lengkap. Pada hari pertama, saya sempat mengunjungi New An Dong Market yang terletak di bawah hotel. Pasar modern ini mirip-mirip dengan ITC jika di Indonesia. Saya juga sempat mampir di supermarket dan membeli beberapa pack Kopi dan juga Kue Pia khas negara ini.


Pada hari pertama saya juga sempat mencoba beberapa restoran di Hotel ini, rasanya cukup enak dan harganya pun tidak terlalu mahal. Malam harinya saya mampir ke restoran mie khas Vietnam bernama Pho 24, yang terletak di seberang hotel. Ternyata Pho 24 ini sudah sangat terkenal di Vietnam, hingga ke luar negeri (bahkan di Indonesia saja sudah ada cabangnya).


Pada sore hari kedua, saya diajak untuk mengunjungi Ben Thanh market untuk berbelanja oleh-oleh. Namun saya tidak beli barang terlalu banyak, karena kapasitas bagasi dan juga barang-barang disini bisa dibilang sama dengan di Indonesia, jadi saya hanya membeli beberapa gantungan kunci dan kopi bubuk. Di pasar ini juga banyak terdapat turis asing, dan Anda bisa menawar barang dagangannya sama seperti di Indonesia, saya selalu menawar harga hingga 75%. Jangan khawatir jika Bahasa Inggris Anda tidak bagus, karena untuk proses tawar menawar mereka menggunakan kalkulator.


Malam harinya saya diajak makan di sebuah restoran bernama Ngon Restoran di kawasan Distric 1. Di resto ini saya mencoba beberapa hidangan khas Vietnam, walaupun saya tidak tahu namanya. Rasa masakan di resto ini cukup enak, dan juga pelayanannya ramah. Saya juga melihat banyak sekali turis yang makan malam di resto ini.


Well, walaupun cukup singkat perjalanan saya di negeri ini, tapi cukup memberikan kesan yang mendalam bagi saya. Karena saya juga bertemu beberapa teman lama saya dari negara lain (maklum, berkunjung kesini karena urusan bisnis). Dan Siang harinya saya harus kembali ke airport untuk pulang ke tanah air.

Read More...

Saturday, September 3, 2011

Liburan ke Bali

Akhirnya kesampaian juga harapan saya untuk bisa mengunjungi Bali. Ya, Pulau Dewata yang terkenal indah dan eksotis ini telah lama saya incar untuk dikunjungi. Maklum saya belum pernah ke Bali sebelumnya, jadi agak 'minder' kalau temen-temen saya pada bicara tentang bali.
Kunjungan pertama saya ini bersama rekan-rekan kerja untuk mengisi liburan akhir pekan (mumpung dapet tiket murah), walaupun hanya 2 hari, tapi lumayan lah, dari pada belum pernah sama sekali... :)


Selama di Bali, saya tinggal di sebuah hotel bintang 2 di daerah Seminyak bernama Amaris Hotel. Hotel ini cukup bagus, dan juga fasilitasnya cukup lengkap. Untuk berkeliling Bali, kami menggunakan jasa tour lengkap dengan bus dan pemandu wisatanya. walau cuma 2 hari, tapi kami sempat mengunjungi beberapa tempat, diantaranya: Pantai Kuta (tidak lengkap kalau ke Bali tidak mampir kesini), Goa Gajah, Ubud, Mongkey Forest, Tanjung Benoa dan juga Pulau Penyu.


Selain dari tempat yang saya sebutkan di atas, kami juga diajak untuk menikmati wisata kuliner dan juga wisata belanja. Untuk kuliner, tempat yang paling saya suka adalah Bebek Bengil yang terletak di wilayah Ubud (kalau tidak salah). Untuk membeli oleh-oleh, kami diajak ke pasar Sukowati, Galuh dan juga Krisna. Saking banyaknya membeli oleh-oleh, saya sampai harus menambah jatah bagasi saya... :)


Selama berada di Bali, saya merasa sedang berada di luar negeri, kenapa? karena sejauh mata memandang Anda akan banyak menemukan 'Bule' alias wisatawan asing disini, yang tentu saja pertanda baik (untuk menambah devisa negara).


Well, sekian dulu cerita liburan singkat saya di Bali. Walaupun singkat namun berkesan. Semoga lain waktu saya masih bisa mampir kesini lebih lama lagi.


Read More...

Saturday, July 16, 2011

Berpetualang di Taman Nasional Ujung Kulon

Taman Nasional Ujung Kulon meliputi Wilayah Semenanjung Ujung Kulon, Pulau Panaitan, Pulau Peucang, Pulau Handeuleum, dan Gunung Honje dengan luas 120.551 ha, terdiri dari 76.214 ha darat dan 44.337 ha laut. Taman Nasional Ujung Kulon dibagi dalam 3 wilayah kepengurusan yaitu Wilayah Gunung Honje, Handeuleum dan Panaitan.

Di wilayah Handeuleum terdapat beberapa pulau kecil disekitar Pulau Handeuleum yaitu Handeuleum Tengah, Boboko, Panggarangan, Rengit dan Kalong. Sedangkan diwilayah Panaitan terdapat salah satu peninggalan peradaban Hindu Jawa, yaitu patung Ganesha disekitar Gunung Raksa. Selain sebagai Taman Nasional, wilayah Ujung Kulon juga ditetapkan sebagai “The Natural World Heritage Site” oleh Komisi Warisan Alam Dunia UNESCO pada tahun 1992.

Sebagai habitat Badak Jawa, Ujung Kulon memiliki berbagai keanekaragaman hayati dan satwa liar lainnya seperti Banteng, Babi Hutan, Kijang, Merak, Rangkong dan hewan lainnya terutama berbagai jenis burung. Disekitar Peucang dan Panaitan terdapat juga biota laut berupa formasi karang dan berbagai jenis ikan serta panorama bawah laut. Beberapa pilihan wisata alam yang disediakan untuk bisa menikmati keindahannya antara lain Diving, Snorkeling, Surfing, Fishing, Tracking, Camping, Canoing, Wild Life Viewing, dan Wisata Budaya.




Lokasi Camping Ground Taman Nasional Ujung Kulon telah ditentukan. Menurut Zonasi Taman Nasional berada di Zona Pemanfaataan yaitu di Bumi Perkemahan Padali, Bumi Perkemahan Dungusbalang, Camping Ground Tanjung Lame, Camping Ground Kalejetan, Camping Ground Karang Ranjang, Camping Ground Citelang, Camping Ground Cibom, Camping Ground Tanjung Layar.



Rincian Biaya

Jenis
Biaya
Keterangan
Sewa Kapal
Rp.     2.600.000,-
Kapasitas 20 Orang
Tips Kru Kapal
Rp.         100.000,-
Plus Rokok
Guide
Rp.         300.000,-
Rp. 150.000 / hari
Tiket kapal (Biaya kapal masuk TNUK)
Rp.         100.000,-

Tiket masuk
Rp.             2.500,-
Biaya per orang
Asuransi
Rp.             3.000,-
Biaya per orang
Sewa Cano
Rp.           50.000,-
Biaya per orang
Biaya Camping
Rp.           10.000,-
Biaya per orang
 
Mudah-mudahan artikel ini bisa membantu buat Sobat yang ingin berpetualang ke Ujung Kulon.

Read More...

Tuesday, June 28, 2011

Summer at Erlangen, Germany

Universitas Friedrich Alexander
Wah, sudah seminggu lebih saya tidak update blog saya ini, karena kesibukan kerjaan yang lumayan padat. Saya juga ingin minta maaf kepada sobat semua yang sudah mengunjungi blog saya ini namun belum sempat saya balas karena baru pulang dari 'business trip' saya.


Well, sebagai oleh-oleh, saya ingin berbagi foto-foto selama kunjungan saya di Erlangen, Germany. Kota ini terdapat di kawasan Bavaria, Jerman Selatan. Walaupun ketika saya berkunjung sedang musim panas, namun sering kali mendung dan turun hujan, namun tetap tidak mengurangi keindahan kota ini.



Di Kota ini Anda akan banyak menemukan pengendara sepeda, karena di kota ini banyak sekali mahasiswa ataupun pelajar. Sarana transportasi umum seperti bus dan kereta juga mudah dijumpai. Penduduknya pun ramah-ramah, terbukti ketika saya ingin berpegian dengan bus dan menanyakan rute bus, beberapa dari mereka memberikan petunjuk dengan ramah (walaupun orang tua disini banyak yang tidak bisa bahasa inggris, tapi mereka berusaha membantu saya dengan menghantarkan saya ke halte bus tersebut).

Summer @ 9:25 PM

Satu hal yang luar biasa dari negara ini ketika musim panas adalah Anda dapat 'manikmati' cahaya matahari hingga pukul 10 malam. Luar Biasa. Hal yang (mungkin bisa dibilang) tidak akan ditemukan di Indonesia. Selain penduduknya yang ramah, kota ini juga bersih dan teratur. Jika Anda hendak berpegian ke Eropa, sayang jika Anda tidak mengunjungi Jerman.

Read More...

Tuesday, February 1, 2011

Wisata ke Dago, Bandung

Awal tahun sudah tiba, dan tiba saatnya pula untuk berwisata. Soalnya waktu tahun baru kemarin saya tidak sempat pergi kemana-mana karena hampir semua tempat wisata penuh dan macet. Mumpung bulan Januari masih belum lewat, maka saya dan teman-teman saya berencana untuk pergi liburan ke daerah Bandung, sekaligus wisata kuliner dan belanja di Factory Outlet. Ya, bisa dibilang sebagai pengganti acara tahun baru kemarin.

Kami berangkat hari sabtu pagi dengan menggunakan mobil pribadi. Untungnya jalanan tidak terlalu macet, jadi bisa tiba di Bandung pas jam makan siang. Kamu pun segera mencari tempat makan siang yang baru dan unik, yang akhirnya kami temukan di jalan aceh, sebuah warung makan iga bakar. Mengapa kami pilih tempat ini, karena saya tergoda dengan slogan-nya 'paling enak nomor dua di dunia'. Saya pun penasaran dan bertanya pada kasir resto tersebut. Dia bilang 'karena yang bilang paling enak nomor satu di dunia kan sudah banyak, jadi kami ngalah jadi nomor dua aja'. Alasan yang lucu dan unik, dan memang rasanya pun 'pantas' dengan slogan yang disandang namun harga yang ditawarkan menurut saya agak mahal dibaning resto sejenis di tempat lain.

Setelah kenyang, kami melanjutkan perjalanan menuju daerah Dago untuk berbelanja dan menikmati berbagai cemilan di sana. Karena kami tidak mendapat parkir di pinggir jalan dan di sekitar factory outlet, maka kami mencari parkir di area parkir Bandung Indah Plaza. Dari sini, kami tinggal berkeliling mencari cemilan dan mengunjungi setiap factory outlet yang ada. Setelah keluar masuk lebih dari 10 factory outlet, saya beristirahat di depan FO, sambil menikmati es krim durian khas kota ini, rasanya sangat dingin dan lezat. Saya pun cukup puas dengan beberapa kaos yang saya beli, karena disamping harganya cukup murah, modelnya juga cocok dengan saya.

Karena hari sudah menjelang sore, maka kami putuskan untuk mencari tempat penginapan terlebih dahulu. Di daerah Dago juga terdapat beberapa hotel kelas melati, namun fasilitas yang ditawarkan cukup lengkap. Kami pun menginap di salah satu hotel dengan tarif kamar Rp. 340.000 per malam untuk kamar standard (2 bed). Setelah mandi, kami mengunjungi Dago Plaza untuk melanjutkan belanja, sambil mencari makan malam. Di sini saya menemukan banyak sekali jaket dan juga sweater tebal (untuk musim dingin) dengan harga yang murah cocok bagi Anda yang ingin berpegian ke luar negeri. Setelah membeli beberapa barang, kami mencari restoran untuk makan malam. Kami menemukan sebuah restoran dengan menu utama sate kambing, yang terletak di belakang hotel. Rasanya cukup enak dan harga yang ditawarkan juga tidak terlalu mahal.


Besok paginya, setelah sarapan, kami langsung check out dari hotel dan mencari factory outlet yang sudah buka (memang kami semua ini gila belanja) dan menemukan 1 FO yang sudah buka dari jam 7.30 pagi. Setelah menghabiskan waktu untuk berbelanja lagi, saya juga sempat menikmati es lilin khas kota kembang ini. Setelah semua beres, dengan ruang bagasi mobil yang sedikit sesak, kami kembali pulang. Memang, Bandung merupakan kota yang pas buat Anda bagi yang suka berbelanja dan juga berkuliner.

Read More...

Saturday, December 25, 2010

Liburan ke Malang, Gratis!

Liburan kali ini, saya diajak teman saya untuk pergi mengunjungi kampung halamanna di Malang. Karena kebetulan dia mendapatkan tiket pesawat murah untuk 2 orang. Jadi kapan lagi bagi saya untuk pergi ke Malang dengan gratis. Kami berangkat pada pagi hari dan tiba di Malang sekitar pukul 1 siang. Berhubung tidak ada yang menjemput, jadi kami menggunakan taksi untuk menuju ke rumahnya. Tapi diperjalanan, kami sempat berhenti untuk makan siang karena perut memang sudah lapar. Jadi kami mencoba kedai bakso malang yang ada di pinggir jalan yang kami lewati.
Ternyata rasa bakso asli Malang ini rasanya benar-benar enak, beda dengan yang saya rasakan di Jakarta. Setelah kenyang, kami pun kembali melanjutkan perjalanan kami menuju Kota Tua, tempat tinggal teman saya ini.

Setibanya di rumah, kami disambut oleh ibu teman saya yang langsung mempersilahkan saya masuk ke rumah. Walaupun rumahnya tidak terlalu besar, tapi terasa nyaman dan sejuk. Ternyata ibu teman saya ini adalah seorang penjahit pakaian. Ada 3 buah mesin jahit dengan banyak potongan-potongan bahan diatasnya.
Serta beberapa baju yang sudah jadi digantung menempel di tembok. Mulai dari baju muslim sampai jenis kebaya ada disini. Kami beristirahat sebentar setelah ini berjalan-jalan ke sekitar Kota Lama, Ternyata pada malam hari, disini ada yang namanya Pasar 'Roma' alias rombengan (itu kalau saya tidak salah dengar), jadi mirip-mirip pasar loak kalau di Jakarta,

Banyak sekali barang-barang yang dijual di pasar ini, mulai dari handphone, peralatan rumah tangga, pakaian, bahkan saya juga sempat melihat baju muslim yang mirip dengan hasil karya ibu teman saya ini. Tapi saya tidak membeli apa-apa, jadi hanya melihat-lihat saja.

Besok harinya saya diajak untuk pergi mengunjungi Taman Sengkaling. Kami berdua pergi menggunakan sepeda motor. Ternyata harga tiket taman wisata ini juga sangat murah, hanya 3000 rupiah. Di dalam taman hiburan ini juga banyak terdapat binatang seperti di yang terdapat di kebun binatang. Juga terdapat kolam renang, teater 4D serta kantin dan warung jajanan. Tidak lupa area outbound dan taman sesat alias taman labirin. Setelah puas seharian di taman hiburan ini, teman saya ini juga mengantarkan saya untuk membeli oleh-oleh khas kota Malang, yaitu keripik apel dan dodol apel.
Walaupun hanya 3 hari, tapi liburan ini cukup membuat saya rilex dan dapat kembali menyegarkan pikiran, apalagi gratis pula.

Read More...

Thursday, December 23, 2010

Visit Herzogenaurach, Germany 2010

Setelah sekian lama, akhirnya saya bisa mengunjungi negara ini lagi. Ya, salah satu negara favorit saya, yaitu Jerman.
Awalnya saya sempat khawatir dengan cuaca disana, karena saat ini sedang musim dingin, dan kata teman saya yang sudah berada disana, suhunya sangat dingin yaitu bisa mencapai -10 0C dengan salju bertebaran dimana-mana.
Mendengar hal ini, tentunya saya harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik. Mulai dari jaket yang tebal, sweater,
syal, topi 'kupluk', sarung tangan dan juga baju dalam (long john), tidak lupa obat-obatan serta vitamin untuk menjaga kesehatan.

Saya berangkat pada awal Desember kemarin, dengan rute Jakarta-Singapura-Frankfurt-Nurnberg dengan menggunakan Singapore Airlines. Rute ini sama seperti tahun kemarin, soalnya belum ada penerbangan langsung dari Jakarta ke Jerman dengan menggunakan maskapai ini. Walaupun begitu saya sangat senang menggunakan maskapai ini, karena banyak teman-teman saya bilang bahwa maskapai ini merupakan salah satu maskapai besar dan terbaik di dunia, dan ternyata memang benar. Mulai dari pelayanan hingga fasilitas sudah sangat baik dan lengkap (walaupun tarifnya lebih mahal dibanding dengan maskapai lain, tapi itu semua layak menurut saya).


Namun saya sedikit terlambat di bandara Frankfurt, karena pesawat yang menuju Nurnberg sedikit terlambat,
jadi saya masih sempat untuk menikmati secangkir kopi di bandara dengan koin potongan harga yang saya dapatkan. Setelah menunggu kurang lebih 40 menit, akhirnya saya bisa masuk ke dalam pesawat. Perjalanan dari Frankfurt menuju Nurnberg memakan waktu sekitar 45 menit. Setibanya di Nurnberg saya agak terkejut ketika mengambil bagasi saya, kunci kombinasi angka pada koper saya dibobol alias dirusak. Setelah saya check ini koper saya, ternyata tidak ada yang hilang. Mungkin ini hanyak untuk security check dari pihak Bandara.


Keluar dari bandara, saya disambut dengan udara yang cukup dingin dengan hujan salju tipis. Suhu waktu itu sekitar -2 0C. Langsung saya mencari taksi untuk mengantar saya ke hotel. Sayang, supir taksinya tidak bisa bahasa inggris, jadi saya tidak bisa mengobrol selama perjalanan. Hotel yang saya tempati bisa dibilang sangat bagus. Sebuah hotel bintang 4 bernama Ramada, yang berlokasi di Herzogenaurach. Fasilitas di hotel ini cukup lengkap dan ukuran kamar untuk single bed juga cukup luas. Tentu saja, karena sudah memasuki bulan desember, suasana Natal sangat kental di sini, bahkan di seluruh Jerman. Saya juga sudah tidak sabar untuk menikmati makanan khas Jerman, dengan bir dan wine-nya yang sangat enak.


Namun, karena udara di luar lumayan dingin, jadi saya tidak terlalu banyak melakukan kegiatan di luar. Hanya sempat foto-foto dan bermain-main dengan salju. Maklum waktu tahun kemarin saya kesini, saljunya belum sebanyak ini. Walaupun kunjungan saya kali ini tidak lama, tapi akan saya gunakan sebaik mungkin. Ternyata hotel ini juga berdekatan dengan kantor pusat Adidas, dan juga dekat dengan Adidas Factory Outlet. Banyak tempat berkesan bagi saya disini.


Well, hari pertama tiba, saya habiskan waktu untuk beristirahat, karena jadwal besok lumayan padat. Maklum perjalanan kaliini memang murni untuk kerjaan. Walaupun hanya beberapa hari di Herzo, tapi hal ini tetap saya manfaatkan sebaik mungkin. Mulai dari main perang salju, berkunjung ke restoran favorit serta berjalan-jalan di taman sekitar hotel, walaupun dingin, tapi suasananya sangat indah. Apalagi dengan banyak hiasan natal di pinggir jalan serta di rumah-rumah. Benar-benar pengalaman yang tak terlupakan.
Sepertinya sudah cukup panjang saya bercerita, jadi saya cukupkan dulu sampai disini, nanti akan saya sambung lagi dengan pengalaman di kota selanjutnya.

Read More...

Saturday, June 26, 2010

Weekend di Tanjung Pasir


Menghabiskan waktu akhir pekan bersama teman-teman sungguh menyenangkan, apalagi setelah seminggu penuh menjalani rutinitas pekerjaan yang kadang-kadang membuat penat.
Akhir pekan kali ini, saya dengan beberapa teman memutuskan untuk mengunjungi Tanjung Pasir di Tangerang, Banten. Karena sudah lama kami tidak mengunjungi tempat ini.
Walaupun keadaan pantainya tidak terlalu indah, tapi menikmati angin laut sambil minum es kelapa muda, sungguh tiada tara nikmatnya... :)

Dalam perjalanan, ketika kami hampir tiba di Desa Tanjung Pasir, kami melihat tempat rekreasi yang belum lama berdiri bernama Tanjung Pasir Resort.
Akhirnya kami putuskan untuk mampir terlebih dahulu ke tempat ini.
Untuk masuk ke tempat wisata ini tidak dikenakan biaya alias gratis. Area wisata ini sangat luas, sekitar 30 hektar, dan memiliki banyak kolam pemancingan.
Untuk memancing di tempat ini juga gratis, Anda hanya dikenakan biaya dari ikan hasil tangkapan Anda. Biaya per Kilogram berbeda-beda mulai dari Rp. 60.000 hingga Rp. 100.000, tergantung jenis ikan yang Anda dapatkan. Mereka juga menyewakan alat pancing bagi para pengunjung yang tidak membawa alat pancing mereka.

Walaupun terbilang baru, namun pemandangan di area wisata ini sungguh sangat indah, bersih dan tertata rapi. Apalagi ketika kami berkunjung, angin bertiup cukup kencang, sehingga membuat suasana sungguh sejuk dan nyaman. Benar-benar bikin kami betah disini. Tidak lupa saya bersama rekan-rekan mengambil foto di area ini, dan hasilnya sungguh luar biasa bagus, soalnya ada fotographer handal disini... :)
Tidak lupa sayapun menanyakan kepada petugas disini mengenai informasi dari tempat wisata ini. Kamipun disarankan mengunjungi Pulau Anggrek jika ingin mengadakan acara yang bersifat pribadi, karena pulau ini memiliki area yang ekslusif serta pemandangan yang indah.



Kami segera menuju area Pulau Anggrek ini, yang berdiri di atas kolam pemancingan seluas kurang lebih 3 hektar. Di pintu masuk pulau ini terdapat beberapa ornamen bernuansa Pulau Bali, yang pastinya akan membuat Anda terpesona. Di sini saya bertemu dengan petugas harian yang memberikan saya informasi mengenai tempat ini. Ternyata pemakaian tempat disini adalah Gratis, Anda hanya dikenakan untuk biaya buffet mulai dari Rp. 100.000 - 250.000 / pax. Pulau Anggrek ini juga dapat menampung sekitar 300 orang. Kami juga diajak mengunjungi area private di lantai dua, yang dapat melihat ke seluruh penjuru tempat wisata ini, termasuk laut yang berada di belakang hotel.



Setelah menghabiskan waktu cukup lama di tempat ini, kami melanjutkan perjalanan menuju Tanjung Pasir. Sekitar 15 menit kemudian kami sudah tiba di pantai ini.
Biaya yang dikenakan pada kami adalah sebesar Rp. 30.000 untuk 8 orang + parkir kendaraan, tidak terlalu mahal menurut saya.

Kami segera menuju tepi pantai untuk merasakan angin laut yang segar. Kebetulan hari ini ombak cukup besar, jadi tidak banyak pengunjung yang menyebrang ke Pulau-pulau lain di dekat sini. Kami menuju warung terdekat untuk menikmati es kelapa muda yang segar. Harga 1 porsi es kelapa muda hanya Rp. 6.000, ditambah angin yang segar, dan suasana yang nyaman, membuat saya merasa relax dan lebih segar. Sungguh merupakan cara yang murah untuk melepaskan stress.

Read More...

Sunday, November 8, 2009

Baggers, Resto Canggih dengan 'Rollercoaster'

Beberapa waktu lalu, saya diajak teman saya untuk makan malam di sebuah restoran bernama The Baggers. Resto ini berada di pinggir kota Nurnberg, Jerman. Dari depan, resto ini (menurut saya) mirip toko kaos, karena terdapat spanduk dengan banyak gambar kaos.
Setelah masuk, ternyata lebih banyak kaos didalamnya. Kaos tersebut merupakan souvenir bagi para pengunjung yang ingin membeli cendera mata dari toko tersebut.

Pelayan menyambut kami dengan ramah, sambil menerahkan 'kartu resto' dan petunjuk penggunaan. Terus terang, saya bingung dengan semua ini, apalagi setelah masuk ke area resto di lantai 2. Banyak sekali meja budar dengan rel-rel di tengahnya yang mirip dengan rel rollercoaster. Awalnya saya kira itu hanya dekorasi, tapi ternyata.........

Teman saya menerangkan cara memesan makanan disini, karena memang dia bisa dibilang cukup sering makan di resto ini.
Dia mengambil tv monitor yang bisa digeser-geser di atas meja, kemudian masukkan 'kartu resto' pada tempat kartu di samping monitor tersebut.
Pilih nomor meja Anda (karena kami duduk berdasarkan nomor meja), setiap nomor mempunyai warna yang berbeda, warna ini digunakan untuk membedakan pesanan Anda. Saya baru sadar bahwa untuk memesan makanan disini menggunakan cara 'online' dari monitor tadi, jadi tidak perlu memanggil pelayan. Anda tinggal menekan layar 'touch screen' untuk memilih menu yang Anda suka. Semuanya lengkap, mulai dari nama makanan, foto makanan, harga, banyaknya pesanan, minuman hidangan penutup, bahkan total tagihan Anda pun bisa dilihat di monitor ini. Luar biasa.........



Setelah melihat-lihat semua menu yang ada, saya pun segera memesan makanan dan minuman. Sekedar tambahan, semua minuman disini umumnya bir dan wine, jadi semua langsung dari botol. Untuk gelas, piring, sendok, dan lainnya semua ada di tengah-tengah meja.
Setelah menunggu beberapa saat, minuman yang saya pesan datang terlebih dahulu. Ini yang membuat saya takjub... Proses pengiriman makanan dan minuman dari dapur ke konsumen dengan menggunakan rel rollercoaster tadi. Wow... Keren.................


Semuanya meluncur dari dapur yang letaknya di atas kami menuju meja para konsumen, sesuai dengan nomor dan warna meja yang memesan. Tidak ada makanan ataupun minuman yang tumpah, karena mereka telah 'mengemas' makanannya dengan baik. Bahkan kadang-kadang mereka meletakkan kembang api diatas pesanan kami sebagai hiasan.
Bukan cuma tempat dan dekorasinya saja yang hebat, rasa makanannya pun lumayan enak. Apalagi jika Anda berkunjung pada waktu musim panas, Anda bisa menikmati makanan Anda di luar ruangan sambil menikmati udara malam hari yang hangat. Sayang, ketika saya berkunjung ke tempat ini sudah mulai musim dingin dan salju sudah mulai turun, jadi tidak mungkin makan di luar resto.


Tak terasa hampir 2 jam saya disini, menikmati berbagai jenis makanan khas Jerman, mulai dari menu utama hingga hidangan penutup dengan diiringi musik Jerman dari TV berukuran besar. Setelah selesai, kami menuju bagian kasir dan menyerahkan 'kartu resto' kami untuk di 'scan'. Dari proses scan ini dapat diketahui banyaknya pesanan kami dan juga total tagihan yang harus kami bayar. Hebat, semua proses dilakukan secara otomatis. Namun untuk membersihkan meja masih tetap dilakukan secara manual oleh pelayan resto.


Benar-benar makan malam yang luar biasa, saya sangat takjub dengan resto yang satu ini, untung saja noraknya ga ketahuan oleh pengunjung yang lain... :)
Kira kira di Indo sudah ada belum ya resto semacam ini...??

Read More...

Monday, September 28, 2009

Berpetualang di Praha, Republik Ceko

Sebenarnya blog saya ini memang bukan buat artikel jalan-jalan, tapi saya cuma ingin berbagi pengalaman saja.
Beberapa waktu lalu saya beserta 2 rekan saya pergi mengunjungi kota Praha di Republik Ceko.
Berangkat dari kota Nurnberg Jerman dengan menggunakan Bus. Uniknya transportasi di Jerman ini, jika Anda berencara bepergian ke suatu tempat,
maka lebih baik Anda beli tiket jauh hari sebelumnya, seperti kami, kami mendapatkan potongan harga 50% karena memesan tiket 2 minggu sebelumnya.


Lama perjalanan sekitar 3 jam 45 menit. Disepanjang perjalanan Anda akan menjumpai pemandangan yang luar biasa indahnya.
Petugas bus akan men-survey Anda satu persatu, untuk menanyakan tujuan Anda ke Praha dan berapa lama. Tak perlu khawatir, ini cuma pertanyaan rutin.
Tapi pastikan Anda membawa pasport Anda dan mengenai visa, itu sudah menjadi satu paket jika Anda mengunjungi Uni Eropa (khusus negara-negara tertentu).


Setibanya di Stasiun utama Praha, saya dikejutkan dengan bentuk bangunannya yang klasik, sedikit tua, tapi indah.
kami kemudian menuju bawah tanah (sub way) karena salah seorang petugas bilang 'semuanya ada di bawah tanah'. Luar biasa... di bawah tanah saja bisa ada 4 lantai.


Di level 1 Anda akan menjumpai foodcourt, arena bermain dan juga money changer. Anda harus menukarkan Euro Anda disini dengan Korun Ceskych (mata uang negara Cheko),
karena tidak semua restoran atau toko menerima Euro. Tapi saya sarankan jangan menukarkan terlalu banyak di stasiun, secukupnya saja untuk beli tiket, karena nilai tukarnya rendah, lebih baik Anda menukarnya di luar nanti, soalnya di daerah wisata atau di dekat sungai Vltava banyak money changer dan bank yang buka setiap hari dengan nilai tukar lebih baik.
Biasanya di stasiun 1 Euro = 22,10 Kr tapi di bank Anda bisa memperoleh 1 Euro = 25 Kr.


Tangga-tangga menuju kereta subway agak curam, karena tingginya bisa mencapai 20 meter.
Kami membeli tiket untuk transportasi untuk 1 hari (24 jam) seharga 100 Kc, yang dapat digunakan untuk semua jenis transportasi, mulai dari kereta, subway, bus dan trem listrik.
Sebagai informasi tambahan, di setiap stasiun, lorong, bus, kereta dan trem semuanya dilengkapi dengan kamera (cctv), jadi saya merasa lebih aman.


Kami menuju apartemen yang telah kami sewa sebelumnya melalui internet, 1 malam seharga 1400 Kc, 3 tempat tidur.
Setelah menyimpan barang-barang, kami pun bergegas menjelajah kota Praha ini.
Dimulai dari restoran di pinggir jalan, karena sudah waktunya makan siang. Hati-hati memesan makan disini, karena jika Anda memesan roti atau dimenu Anda terdapat roti, maka Anda akan dikenakan extra charge, apabila Anda makan di restoran di holel, Anda akan ditambah charge untuk seat per orang.
Tapi walaupun begitu, menu makanan disini lumayan enak, dan patut dicoba, lagi pula lebih murah dibanding di Jerman.


Di Old Town Square kebetulan sedang berlangsung pesta jalanan, dimana ratusan para muda-mudi berkerumun berjoget di dekat puluhan mobil van / truck yang membawa speaker luar biasa besar dan musik rock / metal yang menggebu-gebu.


Sangat bising disini, tapi seru juga soalnya banyak dari mereka yang mengenakan kostum unik. Anda tidak perlu khawatir rusuh, karena banyak polisi yang berjaga-jaga mengamankan acara.


Kemudian kami menuju Astronomical Clock, dimana sudah banyak orang-orang yang berbaris di depan jam tersebut untuk melihat 'aksi' jam tersebut ketika berdentang 1 jam sekali.
Bagi Anda yang ingin menjelajah kota dengan lebih santai, Anda bisa menyewa kereta kuda yang bisa menampung kira-kira 4 orang.


Kami berkeliling kota ini hingga akhirnya sampai di tepi sungai Vltava. Disini kami ditawari untuk menaiki perahu berkeliling sungai, seperti 'little Venice' dengan harga 290 Kr plus snack dan minuman yang Anda bisa pilih sendiri.


Berkeliling dengan perahu ini ternyata seru juga, soalnya ada tour guide yang menjelaskan beberapa bangunan bersejarah, kejadian-kejadian penting dan kadang-kadang bikin lelucon yang lucu.


Kami semua terpesona melihat keindahan kota Praha dari sungai ini. Setelah berkeliling sungai sampai ke kanal kecil selama 40 menit dan puas mengambil foto, kami berjalan di atas jembatan yang penuh dengan para turis, sambil menikmati pemandangan malam hari dari sini.


Ternyata pemandangan malam hari lebih indah dibanding siang hari, tapi jangan sampai lupa waktu, karena sekitar jam 10 malam, jalanan sudah cukup sepi dan lebih baik Anda kembali ke penginapan.


Besok paginya kami mencari sarapan di restoran cepat saji dan memang benar harganya jauh lebih murah dibanding di Jerman.
Setelah sarapan kami berkeliling kota naik trem, ga punya tujuan yang jelas... Setelah kira-kira cukup jauh, kami turun dari trem dan balik arah menuju 'Little Eiffel Tower' atau Menara Petrin.


Untuk menuju ke Taman dan Menara Petrin ini Anda harus menaiki trem yang membawa Anda ke puncak bukit, tidak perlu bayar buat trem ini, karena sudah termasuk tiket yang 1 hari.


Ketika sampai di atas, Anda akan menjumpai Taman yang sangat Indah, penuh dengan bunga mawar dan tentunya Menara Petrin.
Karena menara baru dibuka jam 10, maka kami berkeliling taman sambil berfoto ria (narsis).
Setelah menara dibuka, akhirnya hanya saya yang menaiki menara tersebut. Untuk tiket naik ke menara setinggi 60 meter ini, Anda hanya perlu membayar 100 Kr.


Ada 2 tingkat menara, yang pertama setinggi 20 meter dan jika Anda melanjutkan perjalanan maka Anda akan sampai di puncak menara ini.
Puas rasanya ketika berada dipuncak. Hanya diperlukan waktu kurang dari 10 menit untuk mendaki 299 anak tangga ini.
Walaupun saya agak takut ketinggian, tapi saya tidak mau menyia-nyiakan pemandangan indah dari puncak menara ini.
Sayang, baterai kamera saya habis ketika berada di atas menara, padahal ada pengunjung lain yang mengenakan kostum unik, seperti kostum tradisional gitu.



Dari Menara Petrin kami menuju Prague Castle dengan menggunakan trem.
Sekali lagi saya terpesona dengan gaya arsitektur bangunan disini. Nuansa Nasrani sangat kental di sini (di Jerman juga sama) dengan arsitektur abad 18 (perkiraan saya).
Yang saya bingung, pada jaman itu gimana caranya mereka bisa membuat bangunan semegah dan seindah ini, dengan sangat detail.


Untuk masuk ke dalam ruang tertentu di istana, Anda harus memberi karcis khusus.
Disini banyak para pengawal istana yang berjaga, dan banyak yang berfoto dengan para penjaga istana tersebut.
Pemandangan di luar istana juga sangat indah, karena istana tersebut letaknya lumayan tinggi di atas bukit.


Setelah selesai berkeliling istana dan cukup lelah, kami memilih restoran di dekat Old Town Square untuk makan siang.
Begitu cepat waktu berlalu, karena jam 3 sore kami harus kembali ke Stasiun utama dimana bus menuju Nurnberg sudah menunggu.


Wow, puas rasanya berkunjung ke kota bersejarah ini. Jangan lupa untuk membeli oleh-oleh dan cendera mata dari kota ini.
Pergi ke kota ini menjadi pengalaman tak terlupakan bagi saya.

Read More...
Blog Widget by LinkWithin